Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara


Assalamu Alaikum Wr. Wb. Salam dan Bahagia
Pada kesempatan ini saya Sulaiman Calon Guru Penggerak angkatan 7 dari SD Negeri 2 Buga Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi tengah, disini saya akan menuliskan tentang Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Jurnal refleksi Dwi Mingguan adalah sebuah tulisan tentang refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pelatihan (upgrading skill) yang ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak. Dalam pembuatan jurnal refleksi ini, saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu 4F (Facts, Feelings, Findings, Future).4F dapat diterjemahkan menjadi 4P Facts (Peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan), yang digunakan sebagai panduan dalam melakukan refleksi.


Facts (Peristiwa)

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat sehat hingga saya dapat lolos menjadi peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 7 Kabupaten Tolitoli Sulawesi Tengah dan dapat melaksanakan kegiatan Pelatihan CGP Angkatan 7 sampai di titik modul 1.1 melakukan Jurnal Refleksi dwi mingguan. Tak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang kita nantikan syafaatnya kelak di yaumil akhir.

Berikut ini daftar nama peserta CGP Angkatan 7 Provinsi Sulawesi Tengah, nama saya ada di urut 87:

Kamis, 20 Oktober 2022 CGP Angkatan 7 resmi dibuka oleh Menteri Kemendikbudristek yaitu Bapak Nadiem Makarim. dan Dirjen GTK melalui zoom yang diikuti CGP Angkatan 7 se-Indonesia. Pembukaan juga diisi oleh Kepala Balai Guru Penggerak. Beliau menyampaikan bahwa selama mengikuti diklat guru penggerak diharap para CGP jangan sampai berhenti di tengah jalan karena Bapak/Ibu adalah guru-guru pilihan. Jangan dijadikan alasan karena kendala-kendala yang dapat menghambat proses belajar. Setelah kegiatan zoom meeting seluruh CGP Angkatan 7 wajib mengikuti kegiatan-kegiatan serta pelatihan-pelatihan yang ada di LMS.


Kegiatan selanjutnya adalah hari Jumat, 21 Oktober 2022 peserta CGP melakukan tes awal mulai pukul 08.00-23.59 WIB di LMS yang dapat diakses melalui SIMPKB.

Minggu, 23 Oktober 2022 diadakan Lokakarya Orientasi secara tatap muka di SMPN 3 Tolitoli yang dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 16.00 WITA. Dengan bimbingan pengajar praktik yaitu Bapak Harianto, S.Pd dan Bapak Ismail, S.Pd. Lokakarya Orientasi kegiatan perdana saya sebagai CGP, Alhamdulillah sangat senang dan merupakan kesempatan pertama bagi saya menimba ilmu di pelatihan guru penggerak angkatan 7.  Dalam kegiatan lokakarya orientasi ini kami benar-benar fokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 5 LK dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Bapak Harianto, S.Pd dan Bapak Ismail, S.Pd selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP.

Mulai dari mempelajari modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi yang dilaksanakan pada tanggal 24 oktober 2022, Konsep di forum diskusi yang dipimpin dan dipandu oleh fasilitator, dari kegiatan Mulai dari diri dan Eksplorasi konsep ini kami mengetahui dan mulai memahami tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan dan Pengajaran, kami diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan sesama teman Calon Guru Penggerak. Berikut ini hasil jawaban saya pada 1.1.a.3 Mulai Dari Diri dalam bentuk flipbook:

Rabu, 26 Oktober 2023, Setelah kita Mulai Dari Diri dan Eksplorasi yang dilaksanakan secara diskusi selanjutnya kita berdiskusi dengan fasilitator Ibu Reti Abdullah, M.Pd pada modul 1.1 a.4.1 eksplorasi konsep yang dilaksanakan secara virtual melalui google meet, ini adalah room vicon perdana CGP angkatan 7 Kelas A.

Setelah mengikuti kegiatan Vicon Pertama dengan bapak Reti Abdullah, M.Pd di google meet maka saya membuat tugas berupa video rekaman saya yang memaparkan refleksi kritis pemahaman KHD dan diunggah pada LMS. berikut ini link tautan:

Kegiatan vicon kedua dengan fasilitator Ibu Reti Abdullah, M.Pd yaitu pada Kamis, 27 Oktober 2022, kegiatan yang kami lakukan adalah ruang kolaborasi di bagi menjadi 3 kelompok. saya masuk kelompok 3 bersama rekan CGP saya yakni Ibu guru Asniati, S.Pd,  Ibu guru Kursiah, S.Pd dan Bapak Agustan Abd. Rahman, S.Pd, kami berdiskusi bersama kekuatan sosio-kultural yang ada di daerah kami yang sesuai dengan filosofi pemikiran KHD dan implementasinya di sekolah masing-masing.


Jumat, 28 Oktober 2022, kegiatan yang kami lakukan adalah mempresentasikan dalam ruang kolaborasi yang pada hari sebelumnya sudah kami diskusikan. setiap kelompok mempresentasikan hasil menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya, dan memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi yang dipresentasikan oleh kelompok lain. setelah selesai sesi ruang kolaborasi ini, tugas ruang kolaborasi masing-masing kami unggah di LMS. berikut ini hasil ruang kolaborasi kelompok 1 dalam bentuk flipbook:


Kegiatan demi kegiatan telah saya lewati. Kemudian saya membuat tugas sebuah karya berupa demonstrasi konstektual tentang filosofis Ki Hajar Dewantara yang diunggah di youtube:

Selanjutnya mengikuti kegiatan elaborasi pemahaman 1.1 pada hari Rabu, 2 November 2022 bersama instruktur yaitu ibu Ebah Suhaebah melalui Gmeet. Pada kegiatan ini saya banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman yang disampaikan instruktur dan rekan peserta CGP lainnya. Instruktur memberikan asupan ilmu tentang pemahaman yang sangat mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya pada konteks lokal sosial budaya.

Kemudian yang kedua kalinya saya mengunggah tugas modul koneksi antar materi, kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar dewantara. berikut ini kesimpulani koneksi antar materi saya dalam bentuk flipbook:

Feeling (perasaan)

Banyak hal yang saya rasakan selama menjalani pelatihan Pendidikan Guru Penggerak angkatan 7 ini. Berbagai rasa bercampur menjadi satu, ada rasa khawatir, takut tidak bisa mengikuti kegiatan ini secara maksimal, mengingat beberapa kendala yang siap menghadang saya. Diantaranya yaitu saya masih mengikuti kegiatan pelatihan PPG (Program profesi guru) kebetulan bertepatan kegiatan akhir menuju ujian UKIN dan UP dan saya juga baru diangkat menjadi kepala sekolah di SD Negeri 2 Buga daerah yang jauh dari kota dengan jarak tempuh 60 km dengan menempuh waktu 1 jam lebih perjalanan dengan menggunakan motor serta daerah sekolah tersebut belum ada akses jaringan internet hanya ada di pesisir pantai dan di atas gunung bisa akses jaringan internet dengan jarak tempuh 5 km lebih. sesekali kesulitan ketika mengikuti pembelajaran secara online karena kendala jaringannya. 

Namun, saya berusaha untuk menjaga stamina dan kesehatan, serta berdoa untuk memohon kemudahan dan kelancaran kepada Allah SWT. Meskipun merasa khawatir, saya juga merasa bahagia dan senang bisa mengikuti pendidikan ini, apalagi setelah mulai menerapkan filosofis Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran di kelas dan di sekolah. Rasa kasih sayang saya terhadap murid semakin bertambah, sehingga saya tidak lagi memandang anak-anak yang bercanda atau bermain-main di kelas sebagai nakal yang harus ditegur. Saya menyadari bahwa kodrat anak adalah bermain, dan oleh karena itu saya mulai mengemas permainan dan ice breaking menjadi bagian dari pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi murid. Saya juga berbagi ide tersebut kepada rekan guru dalam sebuah rapat. Saya semakin merasa ingin menuntun kodrat alam dan kodrat zaman yang melekat pada murid dengan penuh kesabaran dan kasih sayang, sehingga mereka dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya. Meskipun saya kadang merasa khawatir dan terbebani dengan tugas-tugas CGP dan tugas sebagai kepala sekolah, rasa bahagia dan semangat untuk mendidik dan mengajar dengan hati terus mendorong saya untuk memberikan yang terbaik bagi murid dan sekolah saya.

Findings (pembelajaran)

Setelah mempelajari Modul 1.1 filosofis pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara, Banyak hal yang saya pelajari tentang konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara melalui modul 1.1 Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional – Ki Hajar Dewantara.
  • Pembelajaran yang saya dapat ambil setelah mempelajari modul 1.1 adalah Ternyata pengajaran dengan pendidikan tidak sama. Pengajaran (onderwijs) itu merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Maksudnya, pengajaran itu tidak lain adalah pendidikan dengan cara memberi ilmu atau berfaedah untuk hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak, maksudnya pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
  • Pembelajaran yang saya dapat ambil setelah mempelajari modul 1.1 adalah ada tujuh dasar-dasar pendidikan menurut ki hajar dewantara yang saya dapatkan yaitu: 
  1. Menuntun: menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalahMenuntun anak-anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan: ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani.
  2. Pendidik sebagai petani: peran pendidik sebagai petani yang menanamkan dan merawat benih anak-anak agar tumbuh subur dan berkualitas tinggi.
  3. Pendidik sebagai pamong: Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai pamong dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat)
  4. Kodrat alam & kodrat zaman: KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Proses menuntun dilakukan dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman anak tersebut. Kodrat alam merupakan kondisi anak sejak lahir yang dipengaruhi kultur budaya dan lingkungan tempat anak berada. Sedangkan kodrat zaman adalah perubahan yang selalu terjadi dari waktu ke waktu. Anak berhak mendapatkan pendidikan dengan cara yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya sendiri. Oleh karena itu, guru harus senantiasa mengembangkan kompetensinya agar dapat selaras dengan perubahan dan perkembangan zaman, sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
  5. Budi pekerti: Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Budi pekerti bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan pengajaran yang kita lakukan sebagai guru. Guru harus senantiasa memberikan teladan yang baik bagi siswa-siswanya dalam mengembangkan budi pekerti. Kita juga bisa melakukan kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai-nilai budi pekerti/akhlak mulia kepada anak.
  6. Pendidikan yang berpihak pada murid: pendidikan yang berpihak pada murid dan melayani segala bentuk kebutuhan metode belajar siswa yang berbeda-beda
  7. Bermain: bermain merupakan kodrat anak. menurut KHD, Permainan anak itulah pendidikan. Ki Hajar Dewantara (Pendidikan, halaman 241). Dalam hal ini bermain sebagai kodrat anak yang dapat dijadikan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan
  • Pembelajaran yang saya dapat ambil setelah mempelajari modul 1.1 adalah saya menyadaribahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar siswa. Hal ini berarti bahwa selain guru, masih ada sumber-sumber belajar lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Sumber-sumber belajar lainnya yang dimaksud dapat berupa buku-buku, internet, video pembelajaran, media sosial, dan sebagainya. Dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang beragam tersebut, siswa dapat memperdalam pengetahuan dan keterampilan mereka dengan cara yang lebih variatif dan tidak terbatas pada penjelasan dan materi yang diberikan oleh guru semata. Namun, bukan berarti guru tidak penting dalam proses pembelajaran. Guru tetap memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing siswa untuk memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari dari berbagai sumber belajar. Oleh karena itu, siswa sebaiknya memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada dengan baik, namun tetap menjadikan guru sebagai mitra utama dalam mencapai tujuan pembelajaran.
  • Sebagai guru, kita harus tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan yang terjadi. Anak bukanlah kertas kosong, mereka telah lahir dengan garis putus-putus yang sudah tergambar di dalamnya. Sebagai pendidik, tugas kita adalah untuk memperkuat garis-garis samar tersebut agar mereka dapat mengembangkan diri menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Future (penerapan)

Dengan memahami secara utuh filosofi dan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari modul yang telah disediakan oleh LMS CGP, saya akan berusaha untuk menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan yang dianut oleh beliau. Saya akan berkolaborasi dengan rekan sejawat di sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Saya menyadari bahwa masih banyak hal yang perlu saya perbaiki dan kembangkan dalam pembelajaran saya, dan dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang filosofi KHD, saya akan lebih siap dan terbuka untuk menerima hal-hal baru dan berdampak positif bagi diri saya maupun siswa. Sebagai guru, saya menyadari bahwa kita harus senantiasa belajar dan mengembangkan diri, karena ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang.

Oleh karena itu, sebagai seorang guru yang hebat, saya akan terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat memberikan pembelajaran yang terbaik bagi siswa-siswa saya. Saya percaya bahwa dengan semangat belajar yang tinggi, saya akan dapat menuntun siswa-siswa saya menuju masa depan yang lebih cerah dan Indonesia yang lebih maju.


Demikian jurnal refleksi dwi mingguan saya sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 7
Semoga bermanfaat. Salam Guru Penggerak! dan Jangan Lupa bahagia

Post a Comment for "Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara"